Social Icons

.

Pages

Rabu, 17 Oktober 2012

Eksotisme Kawasan Kawah Darajat




Kawasan Darajat memiliki kawah yang menghasilkan uap panas serta bentangan pemandangan alamnya yang terdiri dari deretan pegunungan serta perkebunan yang membuatnya menjadi spesial untuk dijadikan salah satu alternatif berwisata ke Kota Dodol. Banyak pengunjung yang datang ke Kawah Darajat melakukan aktifitas seperti trekking, menikmati pemandangan, pemotretan, maupun melakukan penelitian mengenai kawah.



Kawah Darajat terletak di Desa Padaawas, Kecamatan Pasirwangi. Kawah Darat memiliki ketinggian rata-rata 1.920 meter diatas permukaan air laut (dpl) dengan konfigurasi umum lahannya yang berbukit dan berlembah serta memiliki tingkat kecuraman yang sedang dengan stabilitas tanah yang cukup baik. Jika musim kemarau terjadi akan berimplikasi pada produksi uap yang juga berkurang. Meski demikian, kadar produksi uap yang berkurang tak mampu menjadi penghalang pengunjung untuk rekreasi kesini.



Kawah darajat merupakan barisan gunung Papandayan yang mempunyai jenis gunung aktif dengan jumlah kawah 2 buah, namun banyak terdapat sumur uap yang berjumlah sekitar 24 buah, yang biasa digunakan oleh pihak Amoseas sebagai tenaga Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Kualitas lingkungan dikawasan ini dapat dibilang cukup baik, tingkat kebersihan yang sangat terjaga dan bentang alam yang baik.




Kawasan darajat juga merupakan salah satu tempat wisata pemandian air panas yang berada di sekitar kawasan kawah darajat dengan kepanasan maksimal 40derajat. Lokasi yang berjarak sekitar 20 KM dari kota Garut ini, selalu ramai dikunjungi, apalagi kalau hari libur.




Banyak sekali tempat pemandian air panas yang dapat anda temukan, dan tentunya fasilitas nya juga sangat bagus diantaranya bungalau atau penginapan, restoran ala kebun yang bernuansa kampung, serta kebun strawberry.



Rate Harga Pemandian antara Rp. 5rb - 50rb/sepuasnya
Rate Harga Penginapan antara Rp. 150rb - 1,5jt/malam

Selamat berwisata....



Sabtu, 13 Oktober 2012

Ayo Tambah Wawasan Tentang Satwa di Taman Satwa Cikembulan Garut


Kebun Binatang Cikembulan awalnya adalah Sebuah Villa Biasa, yang kemudian dengan kreatifitas sang pemilik di jadikan sebuah Kebun Binatang yang saat itu tepatnya tahun 2010 masih ada beberapa ekor binatang, hari demi hari sang pemilik terus menambah koleksi binatang, yang diambil dari dalam negri dan ada juga dari luar indonesia.

Kebun Binatang ini berlokasi tepatnya di Kampung Jati Desa Cikembulan kecamatan kadungora - Garut, yang letak lokasinya tidak jauh dengan Objek wisata Candi Cangkuang.
Kebun Binatang Cikembulan diresmikan Oleh Wakil Gubernur Yakni: Dede yusuf yaitu pada hari Minggu 22/2011.


Tarif masuk kebun Binatang cikembulan : Rp. 10.000 untuk dewasa dan Rp. 5000 untuk anak-anak, dengan tarif ini pengunjung sudah bisa menikmati dan melihat beragam Satwa dengan suasan kampung yang asri dan masih keadaan fresh.

Dalam hal ini Kota garut Boleh berbangga setelah mempunyai wahana kebun binatang cikembulan, selain binatang pengunjung bisa menikmati, hiburan-hiburan lain yang diantaranya : beberapa wahana alternatif untuk anak-anak, seperti wahana naik kuda, bebek air, motor ATV dan mobil kecil pun menjadi salah satu alasan para orang tua untuk mengajak anak-anaknya berkunjung ke tempat ini.

Suasana di taman satwa ini sangat menyejukkan karena dikelilingi oleh hijaunya hamparan persawahan penduduk sekitar. Hal ini adalah sebuah alternatif hiburan anak -anak, tempat istirahat dan makan sambil menikmati pemandangan yang cukup indah.

Bagi teman-teman menginginkan suasana yang berbeda bisa datang kemari untuk Liburan sejenak. Apalagi sekarang liburan sudah tiba, tempat wisata ini bisa jadi alternatif baru buat mengisi hari libur anda.

Salahsatu satwa yang dipamerkan

Tempat istirahat yang nyaman

Lesehan di pinggir danau

Selamat berwisata.........



Senin, 08 Oktober 2012

Candi Cangkuang dan Kampung Pulo bagian dari Sejarah Hindu di Garut




Situ Cangkuang sebagian ditutupi oleh bunga teratai yang indah. Ada sebuah pulau kecil ditengah‐tengah situ, dimana sebuah Candi Cangkuang berada.  Didalam candi itu terdapat patung Siwa Hindu.  Nama Cangkuang sendiri diambil dari pohon Cangkuang (Pandanus Furcatus) yang masih terdapat di sekitar kawasan tersebut.

Cangkuang telah dibangun pada jaman kerajaan sunda pertama yaitu Kerajaan Galuh. Didekat Situ ada makam peninggalan penganut agama Islam, yaitu Arif Muhammad. Dia salah seorang Tentara Kerajaan Mataram dari Jawa Tengah yang pergi menyerang Belanda di Batavia pada abad ke 17.  


Penyerangannya gagal, dia tidak kembali, tetapi dia menetap di daerah Cangkuang untuk mengajar dan menyebarkan agama Islam kepada masyarakat disekitanya, tepatnya di kampung Pulo dimana keturunannya menetap sampai saat ini.

Bentang alam yang dikelilingi oleh Situ Cangkuang memberikan nilai keunikan tersendiri dibandingkan dengan tempat lain yang sejenis. Selain itu secara geografis Situ Cangkuang memiliki luas kawasan yang cukup luas (340,775 Ha).    

Situ Cangkuang yang menjadi bagian kronologis sejarah Islam tidak terlepas dari nilai heritage dan berubah menjadi daerah tujuan wisata yang sangat menarik. 

Struktur Bangunan Candi Cangkuang
Candi cangkuang berdiri pada sebuah lahan persegi empat yang bahannya terbuat dari batu andesit, berukuran 4,7 x 4,7 meter dengan tinggi 8,5 meter. Seperti candi-candi yang lain, Candi Cangkuang terdiri atas tiga bagian, yaitu: kaki, badan dan atap. Kaki bangunan yang menyokong pelipit padma, pelipit kumuda, dan pelipit pasagi, ukurannya 4,5 x 4,5 meter dengan tinggi 1,37 meter. Di sisi timur terdapat penampil tempat tangga naik yang panjangnya 1,5 meter dan lebar 1,26 meter.

Tubuh bangunan candi bentuknya persegi empat 4,22 x 4,22m dengan tinggi 2,49 meter. Di sisi utara terdapat pintu masuk yang berukuran tinggi 1,56 meter dan lebar 0,6 meter. Puncak candi ada dua tingkat: persegi empat berukuran 3,8 x 3,8 meter dengan tinggi 1,56 meter dan 2,74 x 2,74 meter yang tingginya 1,1 meter. Di dalamnya terdapat ruangan berukuran 2,18 x 2,24 meter yang tingginya 2,55 meter. Di dasarnya terdapat cekungan berukuran 0,4 x 0,4 meter yang dalamnya 7 meter (dibangun ketika pemugaran supaya bangunan menjadi stabil).



Di antara sisa-sisa bangunan candi, ditemukan juga arca (tahun 1800-an) dengan posisi sedang bersila di atas padmasana ganda. Kaki kiri menyilang datar yang alasnya menghadap ke sebelah dalam paha kanan. Kaki kanan menghadap ke bawah beralaskan lapik. Di depan kaki kiri terdapat kepala lembu nandi yang telinganya mengarah ke depan. Dengan adanya kepala nandi ini, para ahli menganggap bahwa ini adalah arca Siwa. Kedua tangannya menengadah di atas paha. Pada tubuhnya terdapat penghias perut, penghias dada dan penghias telinga. Keadaan arca ini sudah rusak, wajahnya datar, bagian tangan hingga kedua pergelangannya telah hilang. Lebar wajah 8 centimeter, lebar pundak 18 centimeter, lebar pinggang 9 centimeter, padamasana 38 centimeter (tingginya 14 centimeter), lapik 37 centimeter dan 45 centimeter (tinggi 6 centimeter dan 19 centimeter), tinggi 41 centimeter.


Kampung Pulo


Kampung pulo merupakan suatu perkampungan yang terdapat di dalam pulau di tengah kawasan Situ Cangkuang.

Menurut cerita rakyat, masyarakat Kampung Pulo dulunya beragama Hindhu, lalu Embah Dalem Muhammad singgah di daerah ini karena ia terpaksa mundur karema mengalami kekalahan pada penyerangan terhadap Belanda. Karena kekalahan ini Embah Dalem Arif Muhammad tidak mau kembali ke Mataram karena malu dan takut pada Sultan Agung.



Beliau mulai menyebarkan agama Islam pada masyarakat kampung Pulo. Embah Dalem Arif Muhammad beserta kawan-kawannya menetap di daerah Cangkuang yaitu Kampung Pulo. Sampai beliau wafat dan dimakamkan di kampumg Pulo. Beliau meninggalkan 6 orang anak Wanita dan satu orang pria. Oleh karena itu, dikampung pulo terdapat 6 buah rumah adat yang berjejer saling berhadapan masing- masing 3 buah rumah dikiri dan dikanan ditambah dengan sebuah mesjid.



Jumlah dari rumah tersebut tidak boleh ditambah atau dikurangi serta yang berdiam di rumah tersebut tidak boleh lebih dari 6 kepala keluarga. Jika seorang anak sudah dewasa kemudian menikah maka paling lambat 2 minggu setelah itu harus meninggalkan rumah dan harus keluar dari lingkungan keenam rumah tersebut.
Walaupun 100 % masyarakat Kampong Pulo beragama Islam tetapi mereka juga tetap melaksanakan sebagian upacara ritual hindhu.



Keterangan Denah Komplek Rumah Adat Kampung Pulo :
1.     Rumah Kuncen
2.     Rumah Adat
3.     Rumah Adat
4.     Rumah Adat
5.     Rumah Adat
6.     Rumah Adat
7.     Mesjid Kampung Pulo

Dalam adat istiadat Kampung Pulo terdapat beberapa ketentuan yang masih berlaku hingga sekarang yaitu :
Dalam berjiarah kemakam-makam harus mematuhi beberapa syarat yaitu berupa bara api, kemenyan, minyak wangi, bunga-bungaan dan serutu. Hal ini dipercaya untuk mendekatkan diri (pejiarah) kepada roh-roh para leluhur.

Dilarang berjiarah pada hari rabu, bahkan dulu penduduk sekitar tidak diperkennankan bekerja berat,begitu pula Embah Dalem Arif Muhammad tidak mau menerima tamu karena hari tersebut digunakan unutk mengajarkan agama. Karena menurut kepercayaan bila masyarakat melanggarnya maka timbul mala petaka bagi masyarakat tersebut.

Bentuk atap rumah selamanya harus mamanjang (jolopong)
Tidak boleh memukul Goong besar
Khusus di kampong pulo tidak boleh memelihara ternak besar berkaki empat seperti kambing, kerbau, sapi dan lain-lain.

Setiap tanggal 14 bulan Maullud mereka malaksanakan upacara adapt memandikan benda-benda pusaka seperti keris, batu aji, peluru dari batu yang dianggap bermakna dan mendapat berkah. Yang berhak menguasai rumah- rumah adapt adalah wanitadan diwariskan pula kepada anak perempuannya. Sedangkan bagi anak laki-laki yang sudah menikah harus meninggalkan kampong tersebut setelah 2 minggu.

Desa Cangkuang terletak diantara kota Bandung dan Garut yang berjarak +-2 km dari kecamatan Leles dan 17 km dari Garut atau 46 km dari Bandung. Kondisi lingkungan di Kawasan ini memiliki kualitas lingkungan yang baik, kebersihan yang cukup terjaga dan juga bentang alam yang baik. Tingkat Visabilitas di kawasan ini digolongkan cukup bebas dengan tingkat kebisingan yang rendah.

Sumber daya listrik untuk keperluan penerangan dikawasan ini berasal dari PLN yang alirannya diambil secara tidak langsung melalui salah satu rumah penduduk di kampong Cangkuang.
Sumber air bersih dikawasan ini beraal dari sumur dan air danau dengan kualitas air yang jernih, rasa yang tawar dan bau air yang normal. Berhubung karena tidak boleh adanya bangunan lain yang dibangun di kampung pulo maka di kampong Pulo tersebut tidak terdapat fasilitas Wisata Lainnya. (sumber : Kab Garut)


Lokasi:

Desa Cangkuang Kecamatan Leles, Kabupaten Garut
Koordinat : 7°6'13"S 107°55'10"E
Batas administrasi dari Kampung Pulo adalah sebagai berikut:
Utara : desa Neglasari kecamatan Kadungora
Selatan : desa Margaluyu dan desa Sukarame kecamatan Leles
Timur : desa Karang Anyar dan desa Tambak Sari kecamatan Leuwigoong
Barat : desa Talagasari kecamatan Kadungora dan desa Leles Kecamatan Leles


Arah:  16 Km ke arah utara Kota Garut. Untuk menuju ketempat lokasi ini dari Kecamatan Leles para wisatawan biasanya menggunakan kendaraan delman (andong) yang unik, ataupun juga bisa menggunakan kendaraan pribadi.

Fasilitas: lain museum, kios makanan, dan cinderamata, tempat parkir, pos tiket, gerbang pintu masuk, pelayanan informasi, toilet, shelter, tempat sampah, dermaga rakit.

Selamat Berwisata!

Taman Wisata Alam Talaga Bodas yang Erotis



Taman Wisata Alam ( TWA ) Talaga Bodas yang dalam bahasa Indonesia artinya adalah danau putih, adalah gunung stratovolcano, yaitu gunung berapi komposit yang tinggi dan mengerucut yang terdiri atas lava dan abu vulkanik yang mengeras. Sumber dari sini http://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Telaga_Bodas

Talaga Bodas merupakan kawah yang membentuk sebuah danau dengan air berwarna putih. Kawasan TWA ini dikelola oleh BKSDA Jawa Barat II dengan status kepemilikan lahan oleh Departemen Kehutanan. TWA Talaga Bodas dikelola berdasarkan aspek legalitas berupa SK Mentri No : 98 / KPTS / UM / 1978. Kawasan TWA Kawah Talaga Bodas memiliki luas kawasan sebesar 23,85 ha. kawah Talaga Bodas berada di ketinggian 1512 m diatas permukaan laut dengan konfigurasi umum lahan berbukit dan kemiringan lahan yang curam. 



Daerah Kawah Talaga Bodas memiliki temperatur rata-rata 24-26 derajat celsius per tahun, dengan curah hujan 1321 mm / tahun serta penyinaran matahari yang sedang. Flora dominan kawasan sekitar Kawah Talaga Bodas berupa tanaman kebun seperti ; tomat, kol dan rumput ilalang. Kondisi lingkungan Kawah Talaga Bodas cukup baik dengan kebersihan dan bentang alam yang tergolong baik. 
Aktivitas wisata yang ada berupa trekking, hiking, fotografi, piknik, atau sekedar jalan-jalan. 

Lokasi:  Desa Sukamenak, Kecamatan Wanaraja, Kabupaten Garut
Koordinat : 7 12' 34", S 108 3' 41" E
Berada di jarak 8 km dari Kecamatan Wanaraja, 20 km dari Kota Garut, dan 83 km dari Bandung. Sedangkan jarak lokasi kawah ke terminal Guntur – Garut sejauh 30 km. Untuk mencapai ke lokasi TWA Kawah Talaga Bodas dapat menggunakan alat transportasi yang melewati jalan akses berupa angkutan kota dengan trayek : Terminal Garut/Guntur-Cibatu, Terminal Garut/Guntur-Sukawening kemudian berhenti di Jalan Talaga Bodas. Dari sini tidak ada kendaraan khusus untuk mengantar ke lokasi, Kita bisa Naik Ojek dengan tarif Rp. 50rb sekali jalan karena saat ini jalan masih rusak, kemungkinan awal tahun 2013 jalan sudah bagus dan bisa dilalui semua kendaraan.

Para pengunjung pada umumnya mencapai lokasi dengan membawa kendaraan pribadi.

Selamat Berwisata...

Atraksi Adu Ketangkasan Domba Garut




Adu domba merupakan salah satu kesenian khas rakyat jawa barat yang cukup digemari, terutama di kalangan tradisional. Kesenian ini merupakan peninggalan leluhur yang masih bertahan eksistensinya hingga saat ini.


Pada intinya adu domba adalah ajang pamer ketangkasan hewan ternak yang pada akhirnya akan menaikan gengsi suatu perkumpulan ternak tertentu. Para pesertanya ialah peternak-peternak domba yang tersebar hampir di seluruh jawa barat, terutama daerah garut, sumedang, bandung, majalengka dan lainya. Event adu domba dilaksanakan setiap tahun dengan sistim kompetisi, hampir setiap bulan kegiatan ini dilaksanakan bergilir di daerah-daerah.



Setiap event adu domba selalu dipadati oleh penonton. Kegiatan ini juga memiliki gengsi yang cukup tinggi karena banyak tokoh-tokoh sunda yang juga merupakan penggemar sekaligus  pemiliknya.
Hadiah yang diperebutkan juga tidak sembarangan, sebuah mobil atau motor adalah hal yang sudah biasa. Ini tidaklah mengherankan karena harga seekor domba adu bisa mencapai puluhan juta rupiah.

Seperti halnya pertandingan tinju, ajang ini juga dilengkapi oleh juri penilai, wasit dan pelatih domba yang ikut menari jaipongan setiap kali dombanya beraksi. Biasanya setiap pertandingan dibagi ke dalam dua ronde, dan masing-masing ronde terdiri dari sepuluh kali tumbukan kepala. Adu ketangkasan ini juga dibagi ke dalam kelas-kelas yang berbeda berdasarkan bobot domba petarung.



Ajang adu domba juga sering kali diselingi oleh atraksi pencak silat, juga musik tradisional. Ini menjadikan kegiatan sangat meriah dan menarik dan menjadikan atraksi yang memiliki nilai tinggi untuk menarik wisatawan asing dan mendatangkan devisa bagi daerah.

Event ini lebih sering dilaksanakan dalam rangka memperingati hari besar nasional atau hari ulang tahun seperti Hari Jadi Kota Garut, HUT TNI dan HUT Kemerdekaan RI.

Setiap kali event digelar, mereka yang tergabung dalam HPDKI dengan mudah untuk melakukan pertemuan di lapangan atau tempat pemidangan yang khusus dibuat sebagai event Kontes Ternak Domba Garut berlaga.



Nilai Budaya
Permainan ngadu domba jika dicermati secara mendalam mengandung nilai-nilai yang pada gilirannya dapat dijadikan sebagai acuan dalam kehidupan bermasyarakat. Nilai-nilai itu adalah: kerja keras, kerja sama, persaingan, dan ketertiban.

Nilai kerja keras tercermin dalam proses pelatihan domba, sehingga menjadi seekor domba aduan yang mengagumkan (kuat dan tangkas). Untuk menjadikan seekor domba seperti itu tentunya diperlukan kesabaran, ketekunan dan kerja keras. Tanpa itu mustahil seekor domba aduan dapat menunjukkan kehebatannya di arena ngadu domba.

Nilai kerja sama tercermin dalam proses ngadu domba itu sendiri. Permainan ngadu domba, sebagaimana telah disinggung pada bagian atas, adalah suatu kegiatan yang melibatkan berbagai pihak. Pihak-pihak itu satu dengan lainnya saling membutuhkan. Untuk itu, diperlukan kerja sama sesuai dengan kedudukan dan peranan masing-masing. Tanpa itu mustahil permainan ngadu domba dapat terselenggara dengan baik.

Nilai persaingan tercermin dalam arena ngadu domba. Persaingan menurut Koentjaraningrat (2003: 187) adalah usaha-usaha yang bertujuan untuk melebihi usaha orang lain dalam masyarakat. Dalam konteks ini para peserta permainan ngadu domba berusaha sedemikian rupa agar domba aduannya dapat bergerak cepat menyerang dan mengalahkan domba lawan sesuai dengan yang diharapkan. Gerakan yang gesit, sararan yang tepat dan cepat adalah dambaan para peserta. Oleh karena itu, masing-masing berusaha agar dombanya dapat melakukan hal itu sebaik-baiknya. Jadi, antarpeserta bersaing dalam hal ini.

Nilai ketertiban tercermin dalam proses permainan ngadu domba itu sendiri. Permainan apa saja, termasuk ngadu domba, ketertiban yang diperlukan. Ketertiban ini tidak hanya ditunjukkan oleh para peserta, tetapi juga penonton yang mematuhi peraturan-peraturan yang dibuat. Dengan sabar para peserta menunggu giliran dombanya untuk diperlagakan. Sementara, penonton juga mematuhi aturan-aturan yang berlaku. Mereka tidak membuat keonaran atau perbuatan-perbuatan yang pada gilirannya dapat mengganggu atau menggagalkan jalannya permainan.



Pelaksanaan Adu Ketangkasan Domba Garut
1. Yang dekat dengan Kota Garut dilaksanakan Setiap Hari Sabtu Pekan Ke 2 dan ke 4 di Lapangan Samping Ramayana Garut
2. Di Kecamatan Wanaraja, desa Sindangprabu, Setiap Hari Minggu Pekan ke 1 & 2

Selamat Berwisata....


Air Terjun Menawan di Kota Garut





Curug Orok (Curug = Air Terjun, Orok = Bayi) merupakan sebuah air terjun yang menjulang dari perbukitan, Tak bisa disangkal, Curug Orok memang curug yang paling beken di Kabupaten Garut. Curug ini bukan saja sering didatangi wisatawan lokal, namun juga sering jadi tujuan wisata para pelancong yang datang dari jauh, seperti 

dari Bandung dan Jakarta. Padahal, dulu curug ini sangat ditakuti karena diyakini menjadi hunian mahluk halus. Bahkan setelah curug ini dibuka untuk umum, seringkali ada pengunjung yang kesurupan.

Sejarah Nama Curug Orok
Mengapa curug ini dinamai Curug Orok Ternyata ada sejarahnya. Konon pada suatu ketika di curug ini ditemukan seorang bayi yang masih merah yang dibuang orang tuanya setelah melahirkan. Kabarnya ibu sibayi merasa malu punya anak hasil dari hubungan gelap. Bayi itu akhirnya terpaksa dibuang ke curug. Bayi dalam bahasa Sunda disebut ‘orok’. Karena disitu ditemukan seorang ‘orok’ maka masyarakat di sekitarnya menamai curug itu dengan sebutan Curug Orok.

Curug Orok lokasinya berada di Desa Cikandang, Kecamatan Cikajang, Kab. Garut. Letaknya sekitar 35 km dari Kota Garut dan dapat ditempuh melalui jalan raya Garut – Bungbulang. Kesan seram yang dulu pernah menyelimuti curug ini, kini sudah hilang sama sekali. Wisatawan dapat mengunjungi dan mandi bersuka ria di areal curug secara leluasa.



Keistimewaan Curug Orok Garut
Keistimewaan curug ini bukan hanya karena ketinggian air terjunnya yang mencapai 20 meter, tetapi juga karena di sekitar curug mengalir air yang keluar dari sela-sela dinding bebatuan. Air yang bening tersebut, sebenarnya berasal dari aliran sungai bawah tanah yang menembus dinding batu. 

Disamping dapat menikmati keindahan curug, pengunjung juga bisa menikmati udara segar di sekitarnya. Terutama karena di sekitar air terjun ini terhampar perkebunan teh Papandayan yang menghijau.

Menuju Lokasi Curug Orok
Untuk bisa sampai ke Curug Orok, pengunjung bisa menggunakan kendaraan roda empat atau dua dengan waktu tempuh sekitar 1,5 jam dari Kota Garut. Namun untuk sampai ke air terjun, pengunjung terlebih dahulu harus menuruni sengkedan (Terasering) dari tembok yang panjangnya sekitar 100 meter.

Selamat Berwisata..........



Indahnya Situ Bagendit di Sore Hari




Semua warga tatar sunda, khususnya didaerah sekitar Garut, Bandung, Ciamis, Tasik dan sekitarnya sepertinya sudah “teu bireuk” lagi dengan objek wisata kesohor yang satu ini: Situ Bagendit. Lebih dari itu, rupanya Situ Bagendit juga lumayan dikenal sampai keluar daerah Jawa Barat terbukti dengan adanya pengunjung yang berasal dari luar daerah Garut bahkan dari luar Jawa Barat.

Objek wisata Situ Bagendit terletak di desa Bagendit, Kecamatan Banyuresmi ini merupakan objek wisata alam berupa danau dengan batas administrasi disebelah utara berbatasan dengan Desa Banyuresmi, disebelah selatan berbatasan dengan Desa Cipicung, disebelah timur berbatasan dengan Desa Binakarya, dan disebelah barat berbatasan dengan Desa Sukamukti. 

Tak mengherankan memang jika Situ Bagendit cukup kesohor karena selain memiliki pemandangan situ yang indah, juga memiliki kisah yang menarik. Dalam legendanya, Situ Bagendit terdiri dari dua asal kata, yakni Situ yang berarti danau kecil dan Bagendit berasal dari Nyai Endit seorang janda kaya yang tamak, kikir, serakah dan sok berkuasa. Karena ketamakannya, Nyi Endit bersama-sama dengan hartanya akhirnya ditenggelamkan oleh si pengemis sakti yang telah tersakiti hatinya. Maka, jadilah sekitar rumah Nyi Endit direndam air bah yang kini disitu dikenal dengan Situ Bagendit.



Aktivitas wisata yang dapat dilakukan di Situ Bagendit ini antara lain menikmati pemandangan, mengelilingi danau dengan menggunakan perahu atau rakit sambil mancing. Para pengunjung juga dapat melakukan kegiatan rekreasi keluarga, menikmati pemandangan serta kegiatan bersepeda air.

Fasilitas yang tersedia di kawasan ini yaitu penyewaan 60 buah rakit dengan tarif Rp.25.000/15 menit, 11 buah sepeda air dengan tariff Rp.10.000/15 menit yang dalam kondisi yang baik. Terdapat pula beberapa bangku taman dan 6 buah shelter yang disewakan untuk pengunjung dengan harga Rp.3.000/jam. Terdapat juga kereta api mini dengan tarif Rp.2.000 dan kolam renang dikawasan Situ Bagendit ini. Suasana di kawasan objek wisata ini tergolong cukup nyaman dikarenakan pembangunannya sudah direncanakan dengan baik oleh dinas pariwisata namun masih juga terdapat kios liar dan pedagang kaki lima yang dengan sembarangan menggelar barang dagangan mereka sehingga tingkat visabilitas di kawasan tersebut menjadi sedikit terhalang.Objek dan daya tarik wisata Situ Bagendit ini beroperasi pukul 07.00-17.00. 



Aksesibilitas
Jarak kawasan wisata Situ Bagendit ini dari pusat kota Garut yaitu 4 km. Terdapat angkutan umum berupa angkot jurusan Terminal Guntur-Kp.Mengger dan Garut-Limbangan dengan tarif Rp.1.500 dan ojeg dengan tariff Rp.2.000.Kualitas pemandangan dan tingkat keamanan sepanjang jalan di kawasan objek dan daya tarik wisata ini cukup baik.jumlah karyawan di objek dan daya tarik wisata Situ Bagendit ini yaitu 6 orang. Pengunjung yang berkunjung ke objek wisata ini perbulannya mencapai 400-600 orang. Pengunjug tersebut biasanya berasal dari Garut, Sukabumi, Tasikmalaya, Bogor,Bandung dan Jakarta.

Selamat Berwisata!

Minggu, 07 Oktober 2012

Wuenaknya Berendam Air Panas di Garut



Cipanas merupakan salah satu tujuan wisata yang sering kali dikunjungi oleh wisatawan, tempat ini terletak di wilayah Tarogong Kidul, Garut. Akses yang sangat mudah dijangkau dan fasilitas yang memang sangat lengkap di daerah wisata cipanas ini menjadikannya sebagai target tujuan wisata, baik wisatawan lokal ataupun mancanegara.

Hotel, bungalou, penginapan dan kolam renang air panas semuanya ada di lokasi Wisata Garut yang satu ini, fasilitas all in one yang ada membuat wisatawan kembali menjadikan tempat ini sebagai sarana rekreasi dan liburan yang sangat representatif dan mudah dijangkau. Titik lokasipun sangat mudah dicapai karena Cipanas Garut tidak jauh dari pusat kota Garut.

Nuansa eksotik Gunung Guntur sangat jelas nampak ketika kita menginjakan kaki di lokasi Cipanas Garut, sawah-sawah, kolam-kolam ikan dan toko-toko makanan khas Garut menghiasi jalan menuju lokasi, rangkaian hotel-hotel dan penginapan untuk bermalam juga pemandian air panas menambah kekhasan lokasi wisata yang sejak lama menjadi primadona tujuan wisata ini.


Sumber mata air panas di daerah Cipanas ini mengandung berbagai mineral dengan suhu antara 37-46 derajat celcius yang memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan khususnya kesehatan kulit. Hangatnya air panas juga dimanfaatkan para wisatawan untuk berendam, hal ini diyakini dapat menormalkan otot-otot yang kaku dan sebagai terapi ketenangan.

Informasi Harga :
Penginapan/Hotel/Bungalau = Dari Mulai 150rb-1jt / Malam
Pemandian Air Panas  = Dari Mulai 10rb-50rb / Sepuasnya
Kuliner = Dari Mulai 10rb - 100rb (Tergantung dimana makannya)

Selamat berwisata ke Garut ya.............

Indahnya Menikmati Pemandangan dari Batu Tumpang

Batu Tumpang

Batu Tumpang merupakan sebuah tujuan wisata alternatif yang terletak dipinggir jalan antara Cikajang-Pameungpeuk. Jaraknya sekitar 35 KM dari Garut Kota dan 6 KM dari Kota Cikajang, tepatnya berada di perbatasan antara perkebunan teh Giriawas dan Pamegatan Cikajang. 

Batu tumpang ini merupakan sebuah tebing gunung yang memiliki ketinggian 25 meter dengan dikelilingi area perkebunan teh hijau dengan nuansa kesejukan alamnya yang khas. Banyak orang yang berdecak kagum dengan keindahan batu tumpang dan keindahan alam yang ada disekitarnya.



Batu Tumpang pun memiliki karakteristik yang dominasi kawasan perkebunan teh dan perbukitan yang banyak ditanami sayur-sayuran.
Kawasan ini sudah mulai banyak dikunjungi oleh wisatawan lokal khususnya dari daerah Garut dan Tasik, namun pada waktu akhir pekan daerah ini banyak dikunjungi juga oleh wisatawan luar daerah seperti Bandung dan Jakarta. 



Suasana sekitar batu tumpang mirip dengan suasana yang berada di Puncak, Bogor. Jalan yang berkelok-kelok dan melintasi perbukitan dengan alam yang terbuka yang sangat luas. Di bawah jalan terdapat hamparan kebun teh yang hijau. Dan di atasnya bebukitan batu yang memiliki tekstur yang unik yang mempercantik pemandangan di tempat ini. Salah satu bukit yang indah dipandang yaitu bukit geder. Jika udara sedang cerah atau baik, maka panorama laut selatan akan terihat dari atas Bukit Geder.

Selamat Berwisata.....